Abu Kremasi John Lennon Disebar di Pekarangan Rumahnya 41 Tahun Lalu

Hampir tengah malam di New York, Amerika Serikat pada 9 Desember 1980, musisi sekaligus aktivis, John Lennon dibunuh oleh Mark David Chapman, penggemarnya sendiri. Lennon dibunuh tepat di depan apartemennya ketika pulang dari merekam lagu bersama sang istri, Yoko Ono.

Lennon dibunuh oleh penggemernya yang bernama Mark David Chapman. Sebelum dibunuh di apartemen Lennon, ia menemui Chapman pada sore hari, ketika itu Chapman hendak meminta tanda tangan Lennon di album Double Fantasy. Namun, saat Lennon kembali ke apartemen, Lennon dan Yoko kembali menemukan Chapman, alih-alih meminta tanda tangan, Chapman menembakkan 5 peluru dari pistolnya ke tubuh Lennon.

Lennon yang sempat terhuyung-huyung ketika ditembak oleh Chapman, pencipta lagu Imagine ini menghembuskan nafas terakhirnya 25 menit kemudian setelah dibawa ke rumah sakit oleh petugas apartemen.

Berdasarkan The Denver Post, Chapman menargetkan Lennon hanya karena artis itu terkenal, dan motivasinya adalah “perhatian”. Ia terinspirasi oleh novel The Catcher in the Rye, dan Chapman melakukan perbuatannya meskipun kebaikan yang ditunjukkan Lennon kepadanya. Chapman sejak itu datang untuk menyesali kejahatannya.

Tragedi yang mengejutkan publik ini membuat Yoko dan Sean—anak Lennon dan Yoko—mengeluarkan pernyataan dan mereka tanda tangani yang menyatakan bahwa tidak ada pemakaman untuk mendiang musisi yang berusia 40 tahun tersebut.

Berdasarkan The Houston Press, Yoko Ono melakukan kremasi John Lennon dan sebagian sumber memuat bahwa abu kremasi tersebut disebarkan di Central Park, New York City, di depan rumah mereka. Namun, sebagian penggemar The Beatles—khususnya Lennon—menjadikan Strawberry Field sebagai monumen untuk mengingat Lennon.

GERIN RIO PRANATA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *