Awas, 6 Resiko Jalani Diet Keto

TEMPO.CO, Jakarta -Salah satu metode diet yang cukup terkenal adalah diet keto.

Diet ini pertama kali dikenalkan oleh dr. Gianfranco Capello, seorang profesor dari Universitas Sapienza di Italia.

Menurut hasil penelitian yang ia lakukan, para peserta diet keto mengalami penurunan berat badan sebesar 10,2 kg setelah menjalani diet katogenik selama 5-8 minggu.

Dilansir dari laman Healthline, orang yang menggunakan diet keto berusaha mengurangi asupan karbohidrat hingga sekitar 50 gram saja dalam satu hari. Sebagai pengganti karbohidrat, mereka mengonsumsi makanan yang tinggi lemak. Tubuh pun akan membakar lemak untuk menggantikan energi yang dibutuhkan.

Pengurangan karbohidrat ini membuat tubuh berada dalam keadaan metabolisme yang disebut ketosis.

Ketika hal ini terjadi, tubuh menjadi sangat efisien dalam membakar lemak. Tubuh juga akan mengubah lemak menjadi keton di hati yang dapat memasok energi untuk otak.

Hingga saat ini, masih banyak pro kontra yang muncul mengenai diet keto. Walau dapat mengurangi berat badan secara cepat, diet ini memiliki beberapa resiko.

Dikutip dari laman Harvard Medical School, berikut resiko yang dapat terjadi jika menerapkan diet keto:

Diet keto dapat menyebabkan menumpuknya lemak jenuh dalam tubuh. Normalnya, lemak jenuh yang direkomendasikan tidak lebih dari 7% kalori harian. Diet keto dapat menyebabkan peningkatan kolesterol jahat yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

Selanjutnya: Jika Anda kurang mengonsumsi sayur, buah…

123 Selanjutnya

Jika Anda kurang mengonsumsi sayur, buah, dan biji-bijian, Anda mungkin beresiko kekurangan za gizi seperti magnesium, fosfor, vitamin B, dan vitamin C.

Jika berdiet dengan metode ini, maka Anda akan mengonsumsi banyak lemak. Mengonsumsi banyak lemak dapat memperburuk kondisi hati yang ada.

Ginjal merupakan organ yang membantu memetabolisme protein. Diet keto dapat membebani ginjal dan membuatnya bekerja lebih keras.

Orang yang menganut diet kato biasanya tidak mengonsumsi makanan berserat secara cukup. Hal ini dapat menyebabkan sembelit.

Otak membutuhkan gula dari karbohidrat agar dapat berfungsi dengan baik. Diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan otak kebingungan dan mudah marah.

Jika Anda akan melakukan diet keto, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter dan ahli diet untuk menghindari resiko yang dapat ditimbulkan oleh diet keto.

MAGHVIRA ARZAQ KARIMA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *